Program Pencegahan Dini Kanker Serviks Minim Peminat
Para peserta program BPJS Kesehatan di Jakarta Timur sepertinya masih enggan mengikuti layanan pencegahan kanker serviks. Padahal layanan ini gratis diberikan pada warga, utamanya adalah pemegang kartu BPJS Kesehatan.
Padahal sosialisasi juga sudah sering dilakukan melalui berbagai media
Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Jakarta Timur, Sinom Priyanti mengungkapkan, dari total peserta BPJS Kesehatan 1,9 juta jiwa, dari Januari hingga Juni ini yang sudah memeriksa melalui program IVA baru mencapai 2,3 persen dari target 10.256 peserta. Atau baru mencapai 237 peserta. Sedangkan untuk Pap Smear baru 17,5 persen atau 467 peserta dari target 2.663 peserta.
"Kami mengajak dan mengimbau para peserta BPJS Kesehatan agar mau melakukan program layanan deteksi dini tentang risiko kanker serviks," kata Priyanti, Kamis (9/6).
Bangun RS Kanker, DKI Butuh Rp 3,1 TriliunMenurutnya, banyak
orang enggan mengikuti program layanan deteksi dini kanker serviks karena rasa takut. Sama halnya seperti orang enggan melakukan general chek up, karena khawatir akan ketahuan jenis penyakit yang dideritanya. Padahal dengan mengikuti program ini justru kita bisa melakukan cegah dini.Pemprov DKI sendiri memiliki program Bulan Cegah Kanker Serviks. Program ini sejalan dengan di BPJS Kesehatan. Sayangnya kesadaran masyarakat masih rendah dalam pencegahan kanker serviks.
"Padahal sosialisasi juga sudah sering dilakukan melalui berbagai media. Baik melalui siaran radio, penyebaran leaflet, pamflet, pemasangan spanduk atau banner dan sebagainya," tandasnya.